![Assessment in the PYP Assessment in the PYP Slamet Suwanto, M.Pd PYP Coordinator Penilaian atau assessment merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan proses pembelajaran. Penilaian konvensional cenderung dilakukan untuk mengukur hasil belajar peserta didik. […]](https://sd.sekolahtunasunggul.sch.id/wp-content/uploads/2022/03/12.jpg)
Assessment in the PYP
Slamet Suwanto, M.Pd PYP Coordinator
Penilaian atau assessment merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan proses pembelajaran. Penilaian konvensional cenderung dilakukan untuk mengukur hasil belajar peserta didik. Dalam konteks ini, penilaian diposisikan seolah-olah sebagai kegiatan yang terpisah dari proses pembelajaran. Pemanfaatan penilaian bukan sekadar mengetahui pencapaian hasil belajar, justru yang lebih penting adalah bagaimana penilaian mampu meningkatkan kemampuan peserta didik dalam proses belajar. Penilaian seharusnya dilaksanakan melalui tiga pendekatan, yaitu assessment of learning (penilaian akhir pembelajaran), assessment for learning (penilaian untuk pembelajaran), dan assessment as learning (penilaian sebagai pembelajaran).
Assessment of learning merupakan penilaian yang dilaksanakan setelah proses pembelajaran selesai. Proses pembelajaran selesai tidak selalu terjadi di akhir tahun atau di akhir siswa menyelesaikan pendidikan pada jenjang tertentu. Setiap guru melakukan penilaian yang dimaksudkan untuk memberikan pengakuan terhadap pencapaian hasil belajar setelah proses pembelajaran selesai, berarti guru tersebut melakukan assessment of learning. Ujian sekolah di kelas 6, Pekan Prestasi di akhir semester setiap grade level dan berbagai bentuk penilaian sumatif merupakan assessment of learning atau penilaian hasil belajar.
Assessment for learning dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dan biasanya digunakan sebagai dasar untuk melakukan perbaikan proses belajar mengajar. Dengan assessment for learning pendidik dapat memberikan umpan balik terhadap proses belajar siswa, memantau kemajuan, dan menentukan kemajuan belajarnya. Assessment for learning juga dapat dimanfaatkan oleh guru untuk meningkatkan performa dalam memfasilitasi siswa. Berbagai bentuk penilaian formatif, misalnya tugas, presentasi, proyek, kuis, termasuk portofolio siswa merupakan contoh-contoh assessment for learning atau penilaian untuk proses belajar.
Assessment for learning terdiri dari dua fase yakni penilaian awal atau diagnostik dan penilaian formatif. Penilaian dapat didasarkan pada berbagai sumber informasi (misalnya, portofolio, pekerjaan yang sedang berjalan/unjuk kerja, pengamatan guru, komunikasi/percakapan). Umpan balik lisan atau tertulis kepada siswa terutama deskriptif dan menekankan perbaikan, mengidentifikasi tantangan, dan menunjuk ke langkah selanjutnya. Tidak ada nilai atau skor yang diberikan, pencatatan yang diberikan dapat berupa anekdot dan deskriptif. Assessment for learning terjadi sepanjang proses pembelajaran, dari awal program studi hingga saat penilaian sumatif.
Assessment as learning mempunyai fungsi yang mirip dengan assessment for learning, yaitu berfungsi sebagai formatif dan dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung. Perbedaannya, assessment as learning melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan penilaian tersebut. Siswa diberi pengalaman untuk belajar menjadi penilai bagi dirinya sendiri. Penilaian diri (self assessment) dan penilaian antar teman merupakan contoh assessment as learning. Dalam assessment as learning siswa juga dapat dilibatkan dalam merumuskan prosedur penilaian, kriteria, maupun rubrik/pedoman penilaian sehingga mereka mengetahui dengan pasti apa yang harus dilakukan agar memperoleh capaian belajar yang maksimal. Assembly, Student-Led Conference (SLC), dan PYP Exhibition merupakan contoh assessment as learning yang dilakukan di SD Tunas Unggul.
Slamet Suwanto, M.Pd
PYP Coordinator
Source: PYP Making Happen Implementing Agency (2014)